Sabtu, 10 Januari 2009

KEJUJURAN "MAHAL" HARGANYA

BEING HONEST? WHY NOT

Tampaknya sekarang JUJUR adalah kata yang sangat asing bagi kita. Entah pergi kemana Si "jujur" itu, tapi yang jelas jarang sekali kita temui. Mulai dari bayi sampai dewasa kita sudah dikenalkan apa itu bohong. Contoh: ketika anak kecil lari-lari dan jatuh terus menangis, orang dewasa yang ada didekatnya sering berkata" sudah diam, tadi ada kodok sehingga kamu jatuh" dll. Secara tidak langsung itu sudah mengajari anak untuk berbohong dan hal itu akan terbawa sampai dia dewasa dan tentunya akan mengajarkan hal yang sama pada anaknya.
Sekarang yang lagi "in" adalah perilaku tidak jujur pada dunia pendidikan kita. Saya tidak akan nggebyah uyah (jawa.red) yang artinya menyamakan bahwa semuanya seperti itu, harapan kita masih banyak yang jujur daripada yang tidak. Entah karena aturan Standar Nilai Minimal yang dibuat pemerintah( tapi yakin, pemerintah berniat baik) menyebabkan kepanikan pada banyak orang. Banyak reaksi atas aturan ini tapi yang paling menyesakkan adalah ketika kita menghalalkan segala cara agar si anak bisa memenuhi Standar. Contoh kasus: ada seorang pengajar di daerah X yang menginstuksi pada anak didiknya agar saling kerja sama, jika ada yang jujur atau tidak mau diajak kerjasama maka akan ada sanksi. Hebatnya lagi ini dilakukan pada anak SD yang notabene masih sangat mudah untuk terpengaruh apalagi ini diperintahkan oleh pengajarnya dan sangat munkin ini akan jadi model ketidakjujuran dia sampai dia dewasa nanti.
Ini juga yang saya alami, ketika saya ingin menerapkan kejujuran pada anak didik saya, saya malah ditentang. " pak ini tidak adil,kalau hanya kita yang dihukum gara-gara nyontek pada ujian sedangkan yang lain tidak. Kalau begitu hampir semua siswa satu sekolah yang harus dihukum karena mencontek"kata murid saya. Masyaallah! jadi kesimpulan saya kegiatan contek mencontek adalah yang biasa dilakukan dan bukan hal yang memalukan. Saya jawab (bukannya pingin jadi sok suci) Maaf, anggap saja kalian kurang beruntung saya ajar tapi jujur harus dimulai dari sekarang dan oleh kita sendiri kalau mau maju.
Ya.... jujur memang bukan barang yang manis untuk ditelan, tapi seperti orang sakit yang harus minum puyer pahit sebagi jalan kesembuhan. Kejujuran adalah cara yang efektif untuk bangkit dari keterpurukan.
  • jujur mengakui kalau salah
  • jujur mengakui kelemahan kita
  • jujur mengakui kekalahan, dan kejujuran-kejujuran yang lain
Akhirnya saya sampaikan, jujur mulai dari diri sendiri dan jujur mulai dari sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar