Minggu, 04 Juli 2010

NYONTEK ALA BARAT VS ALA INDONESIA

          Bagi yang hobi nyontek atau yang nyontek karena kepepet: Tahukah kalau di Barat (luar negeri) ternyata aktifitas terlarang itu juga jamak/banyak terjadi. Artikel ini bukan dimaksudkan untuk "PEMBENARAN" tapi sekedar intermezo aja atau kalau mau lebih dalam lagi bisa juga sebagai "Renungan", Tapi apapun alasannya, bagaimanapun caranya dan  siapapun yang memotivasi kegiatan contek-mencontek hal tersebut adalah HARAM juga bagi para pelindungnya atau supporternya meskipun dengan dalih "Demi masa depan/kebaikan anak juga"
     Okay, langsung aja to the point. Ini perbedaannya:
1. BARAT:








KITA:
(Sorry bro, tidak ada pic. daripada terkena pasal perbuatan tidak menyenangkan)
Udah dari dulu ada!


2. BARAT:


KITA:
Ni yang termasuk jarang atau belum ada di kita. Mungkin karena faktor genetik. Luas penampang jempol kita tidak seluas orang luar negeri.
3. BARAT:


KITA:
Ini mah dah biasa malah kalau Hp nya lebih canggih dan mahal bisa di foto 1 buku penuh jadi gak perlu nulis rumusnya atau yang lebih simple dan efektif tinggal sms ke teman yang lebih pintar untuk minta jawaban. Ada yang lebih seru yaitu dengan sistem "Server". Kita tidak perlu sms untuk minta jawaban, tinggal tunggu sms masuk yang isinya jawaban soal, ini bisa dilakukan kalau sudah ada kordinasi dan komitmen sebelum ulangan. Tugasnya si "Server" yaitu menyebarkan sms yang isinya jawaban ke teman-temannya. Apalagi sekarang banyak provider seluler yang menawarkan program Gratisan sms.

4. BARAT:






KITA:
   Kalau yang seperti ini harap tidak terjadi di sini walaupun tidak menutup kemungkinan. Gak pantes buat kita sebagai orang timur.

5. BARAT:





KITA:
   Cara-cara ini yang sudah populer sejak lama. Jadi gak usah dikomentari lagi.

OFF THE RECORD:
 Hal- hal ini yang menjadi kelebihan di kita:
1. Contek-mencontek sudah didoktrinkan sejak anak masih di bangku SD terutama pada waktu UASBN dan berlanjut hingga ke tingkat selanjutnya. Anda tahu siapa yang mendoktrin anak?...............
2. Hanya untuk mengejar tingkat kelulusan, beberapa sekolah di kita sampai membentuk "TIM SUKSES" yang bertugas mensukseskan anak supaya 100 % lulus dengan cara apapun.
3. Ada oknum Kepala Sekolah yang sampai menghambat pendistribusian soal hanya untuk bisa dikerjakan oleh tim sukses sekolah tersebut dan kemudian di kemudian waktu bisa disebarkan ke murid-muridnya.
4. Hanya di kita proses pembuatan, pendistribusian soal dan menjaga anak-anak mengerjakan soal yang melibatkan pihak berwajib (Polisi) sampai ada kasus di suatu daerah POLRI (DENSUS 88) mendobrak satu sekolahan karena diindikasikan tidak jujur dalam mengerjakan ulangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar