Senin, 26 Mei 2014

VIETNAM DAN CHINA BERSITEGANG DI TENGAH LAUTAN



VIETNAM DAN CHINA BERSITEGANG DI TENGAH LAUTAN






        Associated Press | May 17, 2014 | by Hau Dinh
Setiap hari kapal-kapal Vietnam berusaha untuk mendekati pengeboran minyak di tengah laut, dan setiap kali juga di usir oleh kapal-kapal China yang lebih besar.
Tetapi sambil berlalu, mereka mengeluarkan asap hitam melalui mesinnya, awak kapal Vietnam berteriak melalui loud speaker dalam bahasa China, Vietnam dan Inggris: “Perhatian! Perhatian! Kami peringatkan anda soal aksi provokatif anda. Kami meminta anda menghormati kedaulatan kita. Hentikan segala aktivitas anda dan tinggalkan perairan kami”
Sekali waktu saling membenturkan kapal masing-masing atau menembakkan kanon air, kapal-kapal Vietnam dan China bersitegang di bawah pesona sinar matahari Laut China selatan sejak awal Mei, ketika Beijing membangun sebuah pengeboran minyak raksasa seharga 1 billion dolar, yang memantik respon kemarahan dari Vietnam.
Vietnam, negeri yang 10 kali lebih kecil daripada tetangganya di  utara dan bergantung secara ekonomi pada China, membutuhkan segala bantuan yang bisa didapatkan untuk bisa menandingi tetangganya. Para pemimpin Vietnam percaya opini Internasional berpihak padanya. Minggu ini mereka mengundang journalis luar negeri untuk meliput dari dekat perselisihan paling serius yang terjadi diantara dua negara selama bertahun-tahun karena saling klaim wilayah teritori.
Vietnam berketetapan untuk mempertahankan apa yang di anggap sebagai wilayah kedaulatannya terhadap China, yang tetap memaksakan pendapat bahwa sebagian besar Laut China Selatan- termasuk Pulau Paracel yang diambil paksa dari U.S-yang mendukung Vietnam Selatan di tahun 1974- menjadi hak China. Tapi Hanoi tidak punya banyak pilihan menghadapi Beijing, karena China menggunakan daya tawar ekonomi dan militer untuk menekan Vietnam di tengah lautan.
Vietnam menuduh kapal-kapal China secara dengan sengaja membahayakan dan menabrakkan kapal-kapalnya. Rekaman Video minggu lalu dari kapal Vietnam menunjukkan sebuah kapal China membenturkan dirinya ke buritan kapal Vietnam kemudian mengulanginya beberapa kali, merusakkan buritan kapal Vietnam. Kementrian Luar Negeri China memperlihatkan 3 photo yang menunjukkan sebuah kapal Vietnam menabrakkan dirinya ke sebuah kapal maritim China. Media yang hadir tidak melihat benturan apapun.
“Bukan keinginan kami ingin berkonfrontasi dengan China, tapi adalah tugas kami untuk melaksanakan patroli rutin pada daerah kami” ujar Col. Le Trung Thanh, seorang awak kapal penjaga pantai Vietnam 4033. “Kita ingin mendekati pengeboran minyak untuk memberitahu mereka bahwa tindakan mereka ilegal dan mereka harus meninggalkan perairan Vietnam tanpa syarat”.
Sepertinya tidak mungkin, bagaimanapun juga sudah banyak kapal patroli Hanoi yang di kirim ke wilayah konflik, atau menyerahkan masalah ini pada dunia internasional. Bagi China, mundur dari perselisihan akan menunjukkan kelemahannya.
Beijing telah menyatakan rencananya untuk mempertahankan pengeboran minyaknya sampai agustus. Sementara, sebagian besar analisa berpendapat tidak ada keinginan dari kedua pihak untuk melanjutkannya pada konflik bersenjata, semakin lama konflik berlangsung, semakin besar resiko terjadinya kecelakaan yang akan mengarahkan pada perang.
China telah menetapkan daerah ekslusif sepanjang 10 km (6.21 mil) di sekitar pengeboran minyak, yang terlihat di cakrawala. Sekali waktu, pesawat patroli China terbang melintasi kapal-kapal Vietnam. Kedua belah pihak telah mengerahkan lusinan kapal, sebagian besar kapal penjaga pantai dan kapal-kapal perlindungan buat nelayan. Paling tidak, salah satu kapal China terlihat mempunyai canon  yang tidak tersembunyi.
Tahun 1974, China mengusir Kapal Angkatan Laut Vietnam dari kepulauan Paracel, dekat dengan pengeboran yang sekarang dibangun, menewaskan 75 pelaut angkatan laut Vietnam. Kedua negara sempat telibat perang berdarah sebentar memperebutkan daerah perbatasan tahun 1979. Tahun 1988, 64 pelaut Vietnam tewas pada pertempuran dekat kepuauan Spratly, di mana perselisihan teritori memanas akhir-akhir ini antara China dan Philipina.
Berita terbaru dari perselisihan di luar perairan, Pemerintah komunis Hanoi berjuang untuk meredam kemarahan rakyatnya terhadap China. Minggu ini, para demonstran merusak pabrik-pabrik milik asing dan membunuh sedikitnya 1 warga negara China, dalam situasi yang semakin memanas.
Beijing menuduh Hanoi tidak cukup berusaha untuk menghentikan perusakan yang dilakukan para demonstran. Pada hari Jum’at, China mengkritik Vietnam  karena membatasi media untuk meliput kerusuhan yang terjadi.
“Jelas terlihat bahwa tujuan pihak Vietnam untuk memanaskan situasi dan menciptakan ketegangan, atau dengan istilah lain, mengatur pemberitaan media dan membawa masalah pada dunia internasional” kata Ouyang Yujing, seorang direktur jenderal Kementrian Luar Negeri China masalah konflik perbatasan dan wilayah laut.
Partai Komunis Vietnam berusaha membicarakan masalah bersama koleganya sesama partai Komunis di china untuk menyelesaikan perbedaan dengan damai, dengan pertimbangan kepentingan ekonomi bersama dari hubungan baik kedua belah pihak. Sebulan yang lalu, sebuah kapal penjaga pantai ditempatkan dekat pengeboran minyak tergabung dalam patroli penangkapan ikan bersama kapal-kapal China di teluk Tonkin” Ujar penjaga pantai Vietnam Col. Dinh Quoch Ruan.
Tidak seperti di kepulauan Paracel, kedua negara sepakat akan wilayah perbatasan  laut di teluk Tonkin di tahun 2000.
Para awak kapal saling berkunjung ke kapal masing-masing untuk berbagi bahan makanan dan berfoto bersama, kata Ruan.
“Saya tidak terkejut ketika China dari menjadi teman berubah menjadi lawan sebegitu cepatnya,” dia bilang “Menjadi teman buat China bukan hal yang mudah”
Penulis di Associated Press, Chris Brummit di Hanoi, Vietnam, dan Jack Chang di Beijing berkontribusi pada laporan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar