VIETNAM DAN CHINA BERSITEGANG DI TENGAH LAUTAN
Associated
Press | May 17, 2014 | by Hau Dinh
Setiap
hari kapal-kapal Vietnam berusaha untuk mendekati pengeboran minyak di tengah
laut, dan setiap kali juga di usir oleh kapal-kapal China yang lebih besar.
Tetapi
sambil berlalu, mereka mengeluarkan asap hitam melalui mesinnya, awak kapal
Vietnam berteriak melalui loud speaker dalam bahasa China, Vietnam dan Inggris:
“Perhatian! Perhatian! Kami peringatkan anda soal aksi provokatif anda. Kami
meminta anda menghormati kedaulatan kita. Hentikan segala aktivitas anda dan
tinggalkan perairan kami”
Sekali
waktu saling membenturkan kapal masing-masing atau menembakkan kanon air,
kapal-kapal Vietnam dan China bersitegang di bawah pesona sinar matahari Laut
China selatan sejak awal Mei, ketika Beijing membangun sebuah pengeboran minyak
raksasa seharga 1 billion dolar, yang memantik respon kemarahan dari Vietnam.
Vietnam,
negeri yang 10 kali lebih kecil daripada tetangganya di utara dan bergantung secara ekonomi pada
China, membutuhkan segala bantuan yang bisa didapatkan untuk bisa menandingi
tetangganya. Para pemimpin Vietnam percaya opini Internasional berpihak
padanya. Minggu ini mereka mengundang journalis luar negeri untuk meliput dari
dekat perselisihan paling serius yang terjadi diantara dua negara selama
bertahun-tahun karena saling klaim wilayah teritori.
Vietnam
berketetapan untuk mempertahankan apa yang di anggap sebagai wilayah
kedaulatannya terhadap China, yang tetap memaksakan pendapat bahwa sebagian
besar Laut China Selatan- termasuk Pulau Paracel yang diambil paksa dari
U.S-yang mendukung Vietnam Selatan di tahun 1974- menjadi hak China. Tapi Hanoi
tidak punya banyak pilihan menghadapi Beijing, karena China menggunakan daya
tawar ekonomi dan militer untuk menekan Vietnam di tengah lautan.
Vietnam
menuduh kapal-kapal China secara dengan sengaja membahayakan dan menabrakkan
kapal-kapalnya. Rekaman Video minggu lalu dari kapal Vietnam menunjukkan sebuah
kapal China membenturkan dirinya ke buritan kapal Vietnam kemudian
mengulanginya beberapa kali, merusakkan buritan kapal Vietnam. Kementrian Luar
Negeri China memperlihatkan 3 photo yang menunjukkan sebuah kapal Vietnam
menabrakkan dirinya ke sebuah kapal maritim China. Media yang hadir tidak
melihat benturan apapun.
“Bukan
keinginan kami ingin berkonfrontasi dengan China, tapi adalah tugas kami untuk
melaksanakan patroli rutin pada daerah kami” ujar Col. Le Trung Thanh, seorang
awak kapal penjaga pantai Vietnam 4033. “Kita ingin mendekati pengeboran minyak
untuk memberitahu mereka bahwa tindakan mereka ilegal dan mereka harus
meninggalkan perairan Vietnam tanpa syarat”.
Sepertinya
tidak mungkin, bagaimanapun juga sudah banyak kapal patroli Hanoi yang di kirim
ke wilayah konflik, atau menyerahkan masalah ini pada dunia internasional. Bagi
China, mundur dari perselisihan akan menunjukkan kelemahannya.
Beijing
telah menyatakan rencananya untuk mempertahankan pengeboran minyaknya sampai
agustus. Sementara, sebagian besar analisa berpendapat tidak ada keinginan dari
kedua pihak untuk melanjutkannya pada konflik bersenjata, semakin lama konflik
berlangsung, semakin besar resiko terjadinya kecelakaan yang akan mengarahkan
pada perang.
China
telah menetapkan daerah ekslusif sepanjang 10 km (6.21 mil) di sekitar
pengeboran minyak, yang terlihat di cakrawala. Sekali waktu, pesawat patroli
China terbang melintasi kapal-kapal Vietnam. Kedua belah pihak telah
mengerahkan lusinan kapal, sebagian besar kapal penjaga pantai dan kapal-kapal
perlindungan buat nelayan. Paling tidak, salah satu kapal China terlihat
mempunyai canon yang tidak tersembunyi.
Tahun
1974, China mengusir Kapal Angkatan Laut Vietnam dari kepulauan Paracel, dekat
dengan pengeboran yang sekarang dibangun, menewaskan 75 pelaut angkatan laut Vietnam.
Kedua negara sempat telibat perang berdarah sebentar memperebutkan daerah
perbatasan tahun 1979. Tahun 1988, 64 pelaut Vietnam tewas pada pertempuran
dekat kepuauan Spratly, di mana perselisihan teritori memanas akhir-akhir ini
antara China dan Philipina.
Berita
terbaru dari perselisihan di luar perairan, Pemerintah komunis Hanoi berjuang
untuk meredam kemarahan rakyatnya terhadap China. Minggu ini, para demonstran
merusak pabrik-pabrik milik asing dan membunuh sedikitnya 1 warga negara China,
dalam situasi yang semakin memanas.
Beijing
menuduh Hanoi tidak cukup berusaha untuk menghentikan perusakan yang dilakukan
para demonstran. Pada hari Jum’at, China mengkritik Vietnam karena membatasi media untuk meliput
kerusuhan yang terjadi.
“Jelas
terlihat bahwa tujuan pihak Vietnam untuk memanaskan situasi dan menciptakan
ketegangan, atau dengan istilah lain, mengatur pemberitaan media dan membawa
masalah pada dunia internasional” kata Ouyang Yujing, seorang direktur jenderal
Kementrian Luar Negeri China masalah konflik perbatasan dan wilayah laut.
Partai
Komunis Vietnam berusaha membicarakan masalah bersama koleganya sesama partai
Komunis di china untuk menyelesaikan perbedaan dengan damai, dengan
pertimbangan kepentingan ekonomi bersama dari hubungan baik kedua belah pihak.
Sebulan yang lalu, sebuah kapal penjaga pantai ditempatkan dekat pengeboran
minyak tergabung dalam patroli penangkapan ikan bersama kapal-kapal China di
teluk Tonkin” Ujar penjaga pantai Vietnam Col. Dinh Quoch Ruan.
Tidak
seperti di kepulauan Paracel, kedua negara sepakat akan wilayah perbatasan laut di teluk Tonkin di tahun 2000.
Para
awak kapal saling berkunjung ke kapal masing-masing untuk berbagi bahan makanan
dan berfoto bersama, kata Ruan.
“Saya
tidak terkejut ketika China dari menjadi teman berubah menjadi lawan sebegitu
cepatnya,” dia bilang “Menjadi teman buat China bukan hal yang mudah”
Penulis di
Associated Press, Chris Brummit di Hanoi, Vietnam, dan Jack Chang di Beijing
berkontribusi pada laporan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar