Kamis, 28 Januari 2010

UN, Diperlukan Komitmen untuk Jujur

SURABAYA, KOMPAS.com - Koordinator pengawas ujian nasional 2010 di Jawa Timur Prof Priyo Suprobo mengharapkan semua daerah berkomitmen untuk melaksanakan ujian nasional secara jujur. Ini meringankan beban pengawasan baik oleh guru maupun dosen perguruan tinggi.

"Ikrar bersama dinas dan kepala sekolah untuk mengutamakan kejujuran dalam UN seperti di Bojonegoro semestinya diikuti daerah lain," kata Suprobo seusai memimpin rapat terbuka pengukuhan tiga guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Graha ITS, Surabaya, Rabu (27/1/2010).


Imbauan ini sudah disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Suwanto. Komitmen ini perlu digerakkan oleh dinas-dinas pendidikan kabupaten/kota. Apalagi, kata Suprobo yang Rektor ITS, semua dinas seharusnya sudah memahami bahwa nilai dan kelulusan pada UN bukan tolok ukur keberhasilan pendidikan; melainkan pada karakter.

Dengan karakter dan kejujuran, semestinya pengawasan tidak menjadi hal yang paling utama dalam pelaksanaan UN. Apalagi, pengawasan oleh perguruan tinggi dipastikan tidak akan bisa dilakukan secara sempurna akibat faktor biaya dan kesulitan lokasi. Diperkirakan, cakupan pengawasan UN di Jatim hanya berkisar 95 persen.

Meskipun tidak mencakup semua satuan pendidikan secara sempurna, kata Suprobo, pengawasan tetap memprioritaskan daerah yang "hitam" dan "abu-abu". Daerah hitam dan abu-abu ini dikelompokkan berdasarkan tingkat kecurangan yang terjadi pada UN 2009.

"Masalahnya, di Jatim rata-rata hitam misalnya daerah dengan UN harus diulang - Ngawi dan Madiun. Kendati demikian, perguruan tinggi ikhlas dan bila diperlukan, masih bisa mengeluarkan dana pengabdian masyarakat. Jadi daerah hitam dan abu-abu, akan tetap diutamakan," katanya.

Suprobo juga meminta para siswa tidak berkecil hati, tetap mempersiapkan diri untuk UN, dan tidak mempercayai kunci jawaban ilegal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar