Minggu, 31 Januari 2010

PROBLEMATIKA UJIAN NASIONAL DAN USM PERGURUAN TINGGI



Dalam rangka mempersiapkan diri, banyak siswa, atau bisa dibilang hampir semua siswa mengikuti bimbingan belajar, di samping pendidikan formal di sekolah. Bimbingan belajar dewasa ini makin menjadi “trend” bagi para siswa yang mau melanjutkan ke sekolah (smp & sma) favorit atau  ke perguruan tinggi. Ada yang makin berani memasang program jaminan, siswa yang mengikuti program jaminan tersebut dijamin Nilai Ujian Nasionalnya tinggi ataupun lolos ujian seleksi (biasanya SNMPTN), kalau tidak lolos, maka uang jaminan tersebut dikembalikan.
Tren ini disikapi secara bermacam-macam oleh berbagai pihak, ada sekolah yang menggandeng pihak bimbingan belajar, agar siswa dapat mengikuti langsung bimbingan belajar di sekolah, seperti pendalaman materi. Yang pasti, atau hampir pasti, kebanyakan siswa sudah dapat dipastikan saat naik ke kelas IX dan XII, hal yang dicari selanjutnya adalah bimbingan
belajar.
mereka sangat serius, mungkin sampai hampir stress, mengerjakan latihan soal. Pergi ke toko buku untuk membeli buku-buku latihan soal. Kalau dulu saya menganggap bahwa bimbingan belajar dapat membantu saya mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian seleski masuk, jadi 1 bimbel saja cukup, tapi sekarang saya baru tahu bahwa banyak siswa yang sampai mengikuti lebih dari 1 bimbel. Maksudnya di sini lebih dari 1 bimbel dengan field yang sama.
 “Gila, satu aja ga cukup?”, pikir saya. Apa memang faktor kepercayaan diri kita yang kurang sehingga “the more bimbel we take, the more confident we have”. Atau benar-benar tren bimbel ini sudah menjerumus pemikiran siswa-siswa bahwa “lo ga bakal sukses kalo lo ga ikut bimbel kita”, sampai ada siswa yang mengikuti lebih dari 1 bimbel?
Waduh, saya jadi bingung menyikapinya. Saya mengerti dan pernah merasakan pula, bahwa kelas XII di bulan-bulan ini memang saatnya stress mulai memuncak, hal yang baru, semua orang jadi rajin ke mesjid sekolah saya dulu. Istirahat datang ke mesjid shalat dhuha. Saat siang datang ke mesjid, menunggu azan zuhur, lalu langsung shalat zuhur.
Tidak salah memang kalau kita mengambil lebih dari 1 bimbel, in order to make ourselves be more confident to face the test, why not?
Now it’s time for the student to strive to the best, so that they can achieve the dream that they have dreamed about.
            Tapi yang patut di CATAT, tidak semua bimbel BENAR cara ngajarnya. Ingat “Semakin muluk janji-janjinya, semakin SULIT mereka (bimbel) mewujudkannya” .  Yang menjadi pertimbangan dalam memilih Bimbingan Belajar bukan:
·       Jaminan Bimbel, dikhawatirkan semakin jauh di awang maka yang  dilakukan adalah POTONG KOMPAS(mengajari cara cepat tanpa konsep matang)
·       Disodori berbagai fasilitas “wah” yang seringkali kurang berhubungan dengan tujuan utama siswa belajar yang ujung-ujungnya membengkakkan biaya bimbingan (spp)
·       Berbagai metode belajar dengan nama asing nan keren yang intinya Cuma 1, yaitu “gengsi”
·       Nama besar bimbel, karena nama besar bukan jaminan sukses
·       Dll
Oleh karena itu, sikap selektif dan hati-hati dalam memilih bimbingan belajar mutlak dilakukan sebelum memutuskan bergabung. Juga yang tak kalah pentingnya adalah usaha, doa dan restu orang tua.

SELAMAT BERJUANG PARA FUTURE FIGHTERS DAN INGAT SEKOLAH FAVORIT ATAU PERGURUAN TINGGI BONAFID BUKAN STASIUN TERAKHIR TAPI AWAL  UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK
Disarikan dari:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar